Crocodilia adalah bagian dari keluarga
reptile predator terbesar dengan habitat semi aquatic yang terbagi kedalam tiga
subordo alligatoridae, crocodylidae, dan gavialidae dengan rentan umur hingga 60 tahun. Untuk membedakan ketiga
ordo ini tidaklah susah meskipun kita semua sama – sama menyebut mereka sebagai
buaya, perbedaanya terletak pada bentuk moncong dan sususan gigi meraka. Hewan
ini telah ada sejak 83 juta tahun yang lalu dan telah berevolusi hingga saat
ini seperti halnya ordo rhyncocephalia (tuatara). Crocodilia atau yang biasa
disebut dengan buaya oleh kebanyakan orang adalah perenang yang handal didalam
air dan dapat berjalan di atas tanah juga, kulit mereka sangatlah tebal dan
ditutupi sisik membentuk kerucut serta memiliki gigi – gigi yang kuat yang
merupakan cirri khas mereka. Buaya biasanya hidup
secara soliter dan teritorial, ada delapan species buaya yang
dikenal sering memangsa manusia saat berada didekat perairan atau saat berada
didalam air dan kebanyakan dari family crocodylidae.
Buaya dapat tumbuh hingga mencapai ukuran 7mtr dengan bobot 2ton dan dapat memangsa mamalia besar seperti bison, kerbau, kuda nil, zebra, kuda, rusa, manusia, dll nya yang mendekati atau melintasi wilayah perairan. Mata, telinga dan hidung buaya terletak lebih menonjol dari kepala mereka yang memungkinkan mereka untuk mengincar mangsa dengan bagian tubuh tenggelam didalam air, sehingga bagian kepala mereka terlihat seperti bongkahan kayu yang sedang mengapung diatas air. Mata dan telinga mereka sangat baik saat berada diatas air dan kulit mereka sangup mendeteksi gerakan didalam air melalui getaran yang terjadi didalam air dengan itu mereka menjadi predator yang sangat disegani baik di darat maupun di air. Cara termudah untuk membedakan antar species buaya adalah dilihat dari bentuk susunan gigi meraka yang berada pada rahang atas maupun rahang bawah dan buaya merupakan pemilik gigitan terkuat dalam dunia reptile yang mampu mencapai tekanan 4.000 lbf. Buaya banyak ditemukan di dataran rendah di daerah tropis dan mereka adalah hewan karnivora yang memangsa ikan, kepiting, udang, siput, burung, pengerat dan mamalia.
Buaya dapat tumbuh hingga mencapai ukuran 7mtr dengan bobot 2ton dan dapat memangsa mamalia besar seperti bison, kerbau, kuda nil, zebra, kuda, rusa, manusia, dll nya yang mendekati atau melintasi wilayah perairan. Mata, telinga dan hidung buaya terletak lebih menonjol dari kepala mereka yang memungkinkan mereka untuk mengincar mangsa dengan bagian tubuh tenggelam didalam air, sehingga bagian kepala mereka terlihat seperti bongkahan kayu yang sedang mengapung diatas air. Mata dan telinga mereka sangat baik saat berada diatas air dan kulit mereka sangup mendeteksi gerakan didalam air melalui getaran yang terjadi didalam air dengan itu mereka menjadi predator yang sangat disegani baik di darat maupun di air. Cara termudah untuk membedakan antar species buaya adalah dilihat dari bentuk susunan gigi meraka yang berada pada rahang atas maupun rahang bawah dan buaya merupakan pemilik gigitan terkuat dalam dunia reptile yang mampu mencapai tekanan 4.000 lbf. Buaya banyak ditemukan di dataran rendah di daerah tropis dan mereka adalah hewan karnivora yang memangsa ikan, kepiting, udang, siput, burung, pengerat dan mamalia.
Buaya memiliki tingkat metabolisme dan kebutuhan energi yang
sangat rendah sehingga mereka dapat bertahap hidup selama berbulan – bulan
tanpa makanan seperti pada species ular. Buaya adalah hewan ectothermic seperti
ular, hewan yang tidak dapat mengatur suhu tubuhnya sendiri tetapi diatur oleh
suhu lingkungan, sehingga mereka sering berjemur untuk mendapatkan menaikan
suhu tubuh dan berendam didalam air untuk menurunkan suhu tubuh mereka. Misalnya,
buaya di daerah beriklim dingin memulai hari dengan berjemur di bawah sinar
matahari dan setelah suhu tubuh meningkat beberapa waktu kemudian bergerak ke
dalam air dengan masih memperlihatkan permukaan dorsal tubuh mereka terkena matahari.
Untuk buaya di daerah tropis, menghindari overheating umumnya adalah masalah
utama, mereka berjemur sebentar di saat pagi hari dan kemudian pindah ke tempat
teduh atau menenggelamkan diri didalam air sampai sisa hari hingga menjelang pagi
lagi. Buaya sering membuka mulutnya saat berjemur karena untuk menghindari
penguapan cairan tubuh, dengan begitu suhu tubuh dapat dipertahankan pada suhu
normalanya (30°-35°).
Habitat buaya berada pada sungai, rawa, muara, hutan bakau, danau dan mereka merupakan hewan amfibi yang menghabiskan sebagian besar waktu mereka di air dan sebagian di darat. Buaya tidak dapat menguyah makanan, sehingga mangsa akan ditelan utuh dan jika mangsa terlalu besar, mereka akan merobek – robek mangsanya dengan rahang yang mengigit erat sambil memutar tubuhnya sampai mangsa mereka terkoyak (death roll). Ritual kawin buaya dapat berlangsung hingga 15 menit, setalah satu bulan dari masa kawin terjadi biasanya betina akan langsung membuat sarang yang terbuat dari ranting, rumput, pasir atau tanah sebelum menelurkan 20-50 butir dengan masa inkubasi selama 2.5-3 bulan. Dimana suhu dapat berpengaruh terhadap jenis kelamin bayi ang akan menetas, suhu 31°-32° akan menghasilkan jantan dengan waktu menetas yang lebih cepat dan suhu 28°-29° akan menghasilkan betina dengan waktu menetas yang lebih lama dan itu berlaku untuk semua Class Reptile. Buaya kecil sampai remaja banyak memiliki predator seperti rakun, beruang hitam, musang, baboon, berang – berang, hyena, varanus, tikus, serigala, dan anjing.
Predator terbesar buaya adalah manusia yang memburu mereka untuk perdagangan organ – organ buaya (kulit,daging,tangkur,dll), untuk diawetkan / mumifikasi dan untuk dimanfaatkan kulitnya sebagai barang – barang kerajinan seperti sepatu, tas, dompet, ikat pinggang, dll. Dari ke-22 species buaya diseluruh dunia, yang terdapat di Indonesia hanya empat jenis, yaitu Crocodilus siamensis, Crocodilus porosus, Crocodilus novaeguineae, dan Tomostoma schlegelii telah dinyatakan langka dan dilindungi berdasarkan SK Menteri Kehutanan dan Sumber Daya Alam serta dilarang untuk diperdagangkan dan ditangkarkan jika tanpa disertai dokumen atau izin yang sah dari pihak - pihak yang berwenang. Crocodilia ini dibagi kedalam tiga subordo :
1. Subordo Alligatoridae.Habitat buaya berada pada sungai, rawa, muara, hutan bakau, danau dan mereka merupakan hewan amfibi yang menghabiskan sebagian besar waktu mereka di air dan sebagian di darat. Buaya tidak dapat menguyah makanan, sehingga mangsa akan ditelan utuh dan jika mangsa terlalu besar, mereka akan merobek – robek mangsanya dengan rahang yang mengigit erat sambil memutar tubuhnya sampai mangsa mereka terkoyak (death roll). Ritual kawin buaya dapat berlangsung hingga 15 menit, setalah satu bulan dari masa kawin terjadi biasanya betina akan langsung membuat sarang yang terbuat dari ranting, rumput, pasir atau tanah sebelum menelurkan 20-50 butir dengan masa inkubasi selama 2.5-3 bulan. Dimana suhu dapat berpengaruh terhadap jenis kelamin bayi ang akan menetas, suhu 31°-32° akan menghasilkan jantan dengan waktu menetas yang lebih cepat dan suhu 28°-29° akan menghasilkan betina dengan waktu menetas yang lebih lama dan itu berlaku untuk semua Class Reptile. Buaya kecil sampai remaja banyak memiliki predator seperti rakun, beruang hitam, musang, baboon, berang – berang, hyena, varanus, tikus, serigala, dan anjing.
Predator terbesar buaya adalah manusia yang memburu mereka untuk perdagangan organ – organ buaya (kulit,daging,tangkur,dll), untuk diawetkan / mumifikasi dan untuk dimanfaatkan kulitnya sebagai barang – barang kerajinan seperti sepatu, tas, dompet, ikat pinggang, dll. Dari ke-22 species buaya diseluruh dunia, yang terdapat di Indonesia hanya empat jenis, yaitu Crocodilus siamensis, Crocodilus porosus, Crocodilus novaeguineae, dan Tomostoma schlegelii telah dinyatakan langka dan dilindungi berdasarkan SK Menteri Kehutanan dan Sumber Daya Alam serta dilarang untuk diperdagangkan dan ditangkarkan jika tanpa disertai dokumen atau izin yang sah dari pihak - pihak yang berwenang. Crocodilia ini dibagi kedalam tiga subordo :
Untuk subordo ini sudah banyak dari species mereka yang punah dan hanya tersisa dua species alligator saja dimana ukuran meraka dapat mencapai 5mtr dengan bobot mencapai 1ton mereka tersebar di amerika serikat dan china, sedangkan untuk species caiman masih memilik lima species yang tersisa dimana bisa tumbuh hingga 3mtr dengan bobot mencapai 170kg mereka tersebar dari meksiko hingga argentina. Black Caiman adalah salah satu species caiman yang terbesar dengan panjang dan berat bisa menyamai species alligator, serta sering mengancam keberadaan manusia saat berada disepanjang tepian aliran sungai. Ciri - ciri dari subordo ini adalah :
* Memiliki bentuk kepala yang lebih pendek.
* Moncong membentuk huruf U dan tumpul.
* Habitat di air tawar (hulu sungai).
* Jika bertemu manusia cenderung akan menghindar.
* Rahang atas lebih besar daripada rahang bawah.
* Kelenjar garam tidak berfungsi.
* Dermal Pressure Reseptor (lubang sensor pendeteksi perubahan tekanan air) hanya terdapat disekitar rahang.
Subordo ini terbagi menjadi dua infraordo dengan delapan species.
A. Infraordo Alligatorinae :
a. American alligator (Alligator mississippiensis)
b. Chinese alligator (Alligator sinensis)
a. Yacare Caiman (Caiman yacare)
b. Spectacled Caiman (Caiman crocodilus)
c. Broad-snouted Caiman (Caiman latirostris)
d. Black Caiman (Melanosuchus niger)
2. Subordo Crocodylidae.
Untuk
subordo ini tinggal tiga genus yaitu genus crocodylus, genus mecitops, genus
osteolaemus dan genus tomistoma. Species ini adalah keluarga buaya yang
terbesar dima ukurannya dapat mencapai ukuran panjang 7mtr dengan bobot
mencapai 2ton dan species ini tersebar hamper diselurh benua kecuali daerah
kutub. Ciri - ciri dari subordo ini adalah :
* Memiliki bentuk kepala yang lebih panjang.
* Moncong membentuk huruf V dan tumpul.
* Habitat di air payau / asin (mauara sungai).
* Jika bertemu manusia cenderung akan menyerang.
* Rahang atas dan rahang bawah berukuran sama.
* Menggunakan kelenjar garam untuk membuang kelebihan garam pada tubuh.
* Dermal Pressure Reseptor (lubang sensor pendeteksi perubahan tekanan air) terdapat diseluruh tubuh.
Subordo ini terbagi menjadi tiga infraordo dengan empat belas species.
* Memiliki bentuk kepala yang lebih panjang.
* Moncong membentuk huruf V dan tumpul.
* Habitat di air payau / asin (mauara sungai).
* Jika bertemu manusia cenderung akan menyerang.
* Rahang atas dan rahang bawah berukuran sama.
* Menggunakan kelenjar garam untuk membuang kelebihan garam pada tubuh.
* Dermal Pressure Reseptor (lubang sensor pendeteksi perubahan tekanan air) terdapat diseluruh tubuh.
Subordo ini terbagi menjadi tiga infraordo dengan empat belas species.
A. Infarordo Crocodylus :
a. American crocodile (Crocodylus acutus)
b. Orinoco crocodile (Crocodylus intermedius)
c. Freshwater crocodile (Crocodylus johnsoni)
d. Philippine crocodile (Crocodylus mindorensis)
e. Morelet's crocodile (Crocodylus moreletii)
f. Nile crocodile (Crocodylus niloticus)
g. Desert crocodile (Crocodylus suchus)
h. New Guinea crocodile (Crocodylus novaeguineae)
i. Mugger crocodile (Crocodylus palustris)
j. Saltwater crocodile (Crocodylus porosus)
k. Cuban crocodile (Crocodylus rhombifer)
l. Siamese crocodile (Crocodylus siamensis)
a. American crocodile (Crocodylus acutus)
b. Orinoco crocodile (Crocodylus intermedius)
c. Freshwater crocodile (Crocodylus johnsoni)
d. Philippine crocodile (Crocodylus mindorensis)
e. Morelet's crocodile (Crocodylus moreletii)
f. Nile crocodile (Crocodylus niloticus)
g. Desert crocodile (Crocodylus suchus)
h. New Guinea crocodile (Crocodylus novaeguineae)
i. Mugger crocodile (Crocodylus palustris)
j. Saltwater crocodile (Crocodylus porosus)
k. Cuban crocodile (Crocodylus rhombifer)
l. Siamese crocodile (Crocodylus siamensis)
3. Subordo Gavialidae.
Gavialidae
ini hanya terdiri dari dua genus saja yaitu gavialis gigantecus dan tomistoma schlegelii,
yang merupakan reptile semi aquatic dengan cirri – cirri hamper serupa dengan
buaya tetapi memiliki bentuk kepala dan moncong yang lebih tipis / ramping lagi
daripada subordo crocodylidae. Dengan bentuk moncong dan bentuk kepala yang
sepert ini menyebabkan subordo gavialidae memiliki kekuatan rahang yang sangat
lemah sehingga tidak bias berburu hewan dengan ukuran yang besar seperti
subordo yang lainnya. Gavialids adalah
reptil semiaquatic besar, menyerupai buaya, tapi dengan moncong lebih tipis. Moncong yang tipis ini
digunakan hanya untuk menangkap mangsa seperti ikan, kepiting, udang, siput, burung, dan
pengerat. Ciri - ciri dari subordo ini adalah :
* Memiliki bentuk kepala yang pendek.
* Moncong membentuk huruf I dan lancip.
* Habitat di air payau / asin (mauara sungai).
* Jika bertemu manusia cenderung akan menyerang.
* Rahang atas dan rahang bawah berukuran sama.
* Menggunakan kelenjar garam untuk membuang kelebihan garam pada tubuh.
* Dermal Pressure Reseptor (lubang sensor pendeteksi perubahan tekanan air) terdapat diseluruh tubuh.
A. Genus Gavialis Gangeticus (Gharial)* Memiliki bentuk kepala yang pendek.
* Moncong membentuk huruf I dan lancip.
* Habitat di air payau / asin (mauara sungai).
* Jika bertemu manusia cenderung akan menyerang.
* Rahang atas dan rahang bawah berukuran sama.
* Menggunakan kelenjar garam untuk membuang kelebihan garam pada tubuh.
* Dermal Pressure Reseptor (lubang sensor pendeteksi perubahan tekanan air) terdapat diseluruh tubuh.
- Gavialis Bengawanicus
- Gavialis Breviceps
- Gavialis Browni
- Gavialis Curvirostris
- Gavialis Hysudricus
- Gavialis Leptodus
- Gavialis Lewisi
- Gavialis Pachyrhynchus
- Malayan Gharial
- Sunda Gharial
Sumber by :
-arkive, wikipedia, reptilemagazine, reptile-database, anapsid, aryanurullizardlovers, nationalgeographic.
caimannya mana bangsat
BalasHapus